Ketika 40 tahun berlalu….“ Sobat Klene jadul”

51

Ketika masa kecil dulu kita tak pernah mengerti arti pertemanan Siapakah teman itu ? Sampai kapankah kita akan berteman. Kita tidak merasakan perlunya berteman karena saat itu sang mentari masih bersinar terang. Namun manakala mentari mulai meredup – seiring berlalunya waktu, maka dikala itulah kita akan mencari teman lama. Dulu dengan disinari cahaya terang, kita bagaikan kumbang dan kupu-kupu. Terbang kian kemari, hinggap diantara bunga-bunga yang mekar.

Demikianlah, kami bertemu dengan Sobat Klene Jadoel menurut istilahku – bukan karena facebook. Jejaring perteman yang sedang booming didunia maya saat kini. Kami dipertemukan melalui telepati diantara hati kami masing-masing. Telepati adalah kemampuan untuk berkomunikasi atau saling menukarkan informasi dengan orang lain tanpa menggunakan indera. Anda cukup memikirkan sebuah pesan didalam hati Anda, dan maka hati Anda akan memeneruskan pesan Anda dalam pikiran seseorang. Inilah cara berkomunikasi paling efektif dan efisien yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Entahlah ..apakah ini wujud dari sebuah angan-angan atau impian ?. Pasti diantara manusia dimuka bumi, bisa melakukannya dengan sadar. Begitulah pengalamanku ketika berjumpa dengan teman-temanku – semasa masih menjadi “ klene – klene “ dari SD Adabiah II – kota Padang.(klene adalah anak-anak kecil yang masih berbau kencur pada jaman doeloe). Oleh karena itu dalam artikel ini aku meng-istilah “ Sobat Klene jadoel” Secara berantai kami saling berkomunikasi – kemudian mengatur pertemuan.

Agak sulit membayangkan – apakah teman di masa 40 tahun yang lalu itu – benar-benar ada…?? Seperti apakah rupa mereka…?? Ketika kami bertemu, kami tertawa penuh suka cita – bersidekap dan berpelukan – cipika –cipiki – istilah anak sekarang, diacara reunian di sebuah café di Pondok Indah Mall Jakarta.

“ Aduh… puti , apakabar…??? Demikian Ria – teman sebangku. Kemudian bercampur pula dialog antara Esy dengan Rudy Prabowo ketika berjumpa pertama kali itu . “ Rudy.. kamu jangan SMS aku lagi – sesudah reuni ini. Malu saya sama suami”, demikian sergahnya. Sikap Esy ini wajar – demi menjaga kehormatan diri dan martabat suaminya bukan ??? Bagi Rudy Prabowo – pria Jawa yang satu sekolah dengan kami-kami itu – pastilah penasaran sekali ingin berjumpa dengan si Esy yang manis, Karena konon dulunya –si Rudi ini – tidak saja disekolah – ia juga sering berlalu lalang didepan rumah Esy untuk sekedar menggoda seotang gadis manis itu.Barangkali seperti .. cinta monyet di SCTV.

Suatu yang wajar kala itu bukan..???? Nah ..Sekarang mungkin karena rasa penasaran untuk berjumpa, tentulah ia bolak balik kirim SMS – hanya untuk menanyakan bagiamana bentuk wajah si Esy yang sudah memiliki anak empat orang itu. Lalu apa kata Esy padaku, ketika menjelang acara reunian kami: “ Lai tau ..… tiok sabanta nyo ma SMS – untuk mengingatkan – jan lupo datang ka acara reunian.

“  Malu.. Esy ka Uda. Apo pulo kato Uda beko… Ya .. begitulah, memang hal-hal seperti ini kita harus menjaga dan tahu diri dengan status kita. Cukup panjang bila aku harus menceritakannya, bagaimana akhirnya kami berlima, yang nama-namanya adalah : Indra Iswari, Rudy Prabowo, Andria Windini, Asmardenaisy dan aku – yang sudah tidak berjumpa selama 40 tahun lebih itu – bisa berkumpul – Di sebuah café di Pondok Indah Mall Jakartaitu.

Tempat ini terpilih sebagai akses yang paling mudah untuk mempertemukan kami berlima. Indra Iswari Harmani – ini yang paling keren diantara kami. Bibirnya yang merekah – selalu sumringah – berpenampilan bak “ Sophia Loren “ karena rambut palsunya. Ia berpakaian ba’ seorang teenager. Ia pun memimpin pembicaraan diantara kami. Ia memiliki segudang pengalaman yang luar biasa. Ia adalah seorang Vice President Marketing dari sebuah perusahaan asset management. Sangat berbeda jauh dengan sikap ketika dimasa SD dulu. Indra menjadi sainganku dalam mencari keunggulan. Ternyata ia tetap tak terkalahkan dengan prestasinya. Sementara aku – cukuplah berada dibelakangnya.

Kenyataan yang dihadapinya – ia tidak pernah meraih gelar kesarjanaannya – namun bukan berarti pula ia dikatakan gagal sebagai orang yang selalu juara dikelasnya. Ia meniti karir justru dengan pengalamannya yang bertahun-tahun di sebuah Bank Nasional yang sudah dilikuidasi – ketika sebagai seorang Financial Analysis. Rudy, seorang Manajer dari sebuah Perusahaan Terbuka dibidang pertambangan. Esy – pemilik dan pengelola Restoran Minang “ Rumah Gadang”. Andria Windini seorang ibu rumah tangga – yang banyak memiliki banyak property baik di Jakarta dan Bandung. Hebat .. bukan…??? Nah .. ketika mereka bertanya siapa diriku – maka cukup kalem aku memperkenal diri sebagai seorang birokrat ..Kataku : Ahli Staf .

Dalam reuni ini – Indra memimpin pembicaraan. Ia berciloteh perihal karir – kesempatan dan peluang yang dijalaninya. Banyak falsafah-falsafah hidup yang diaplikasikannya dalam merentang perjalanan hidupnya sebagai manusia. Diantaranya dia berceramah : “ Kaum wanita seringkali memasang standar yang kelewat rendah dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga akhirnya merugikan diri sendiri. Bahkan dengan kemampuan kerja yang sangat baik pun, seringkali mereka justru menempat-kan diri mereka terlalu rendah. Walau bagaimanapun wanita harus memiliki jati diri yang dapat mengangkat martabat wanita.

Lebih lanjut Indra berkata : “ Aku bersyukur banget didukung oleh suami dalam berkarir…. Wah.. wah….. ibu caleg berceramah nih… kata kami “ Iyolah.. aku kan – calon legislatif dari Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia Nomor urut 2 Dapil Kalsel 2. Aku harus bisa membangkitkan semangat kaum perempuan. Bukannya aku sok menuntut persamaan gender. Tapi adalah sikap yang aku harus perjuangkan” .., demikian Indra menjawab. Luar biasa, ternyata ia dan suaminya sama-sama menjadi calon legislative dari Partai yang berbeda.

Kami yang non caleg cukup manggut-manggut. Rasanya, aku mulai kalah standing nih…. Bukankah aku adalah orang yang selalu mengamati prilaku caleg kita yang sering rada-rada aneh. Diantara ciloteh kami para sobat klene jadul itu – apa yang bisa dilakukan oleh Rudy. Rudi lebih banyak diam. Mungkin karena kami berbahasa minang. Semenyata ia sudah tidak memilik kosa kata bahasa minang lagi. Mungkin pula ia merasa – tidak mampu menghadapi kemampuan bicara perempuan 7 kali lipat dari kaum pria.

Saking ributnya kami dengan perjumpaan itu – ruangan tempat kami berkumpul itu cukup heboh dibuatnya. Hal ini mengundang pertanyaan pramusaji di Fish & co café itu. Kata mereka : “ Bapak dan Ibu-ibu nggak kalah dengan anak remaja ya… “ Lho iya.. dong Mbak.. kami ini ndak pernah ketemu lebih dari 40 tahun, kata kami. Akhirnya pramusaji manggut-manggut dan sangat mengerti bahwa ruangan di Café itu menjadi lebih riuh dibanding jam-jam sebelumnya.

Bagi kami semua ini adalah mukjizat “ Aku ingin benar bertemu dengan Ria.. kataku. “ Saking kuatnya keinginan bertemu itu, aku pernah mempostingkan pesan disebuah Cimbuak.net lho.. . Situs orang Minang….. ??!! demikian kataku pada mereka. (catatan : aku pernah memposting sebuah Puisi di cimbuak.net itu pada 21 Mei 2008). “ Apa yang terjadi setelah itu ???? Tidak lama kemudian aku mendapat nomor kontak Indra dari Esy. Esy juga dipertemukan denganku oleh orang lain – yang ternyata kami berdomisili sama di BSD – Tangerang. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang..

Kami tidak perlu menggunakan Tim termehek-mehek. Ada seorang pria Jawa – yang membangkitkan semangat kami untuk berjumpa. Perjumpaannya yang tidak sengaja dengan Indra secara tak terduga. Bagi Rudi sangat mudah mengenali Indra. Tidak ada yang berubah pada paras wajah Indra – yang ba’ Shopia Loren itu. Katanya : “ Wajah Indra yang unique –tidak ada yang berubah. Dari situ aku menanyakan teman-teman yang lain.” Tentu akan berbeda – bila ia bertemu dengan aku, Esy atau Ria Aku bilang padanya : “ Pastilah kamu – sulit mengenali kami yang sudah banyak pager-pager ini…. (Pager maksudnya adalah alat komunikasi pada masa 10 tahun silam).

Lalu mengapa aku memiliki hasrat untuk berjumpa dengan teman-teman di SD ini ??. Tidak lain – kerinduanku tentang masa kecil di disebuah sekolah swasta bersubsidi – milik orang Minang, yaitu SD ADABIAH – KOTA PADANG. Mengapa sekolah ini memiliki keunggulan di kala itu ? Yang kukenang adalah program pendidikan dan pengajarannya tidak kalah dengan kalah dengan sekolah – sekolah berkualitas ketika itu. Lembaga ini dibangun sejak zaman Belanda. “Menurut sejarahnya, Yayasan Syarikat Oesaha Adabiah merupakan salah satu sekolah tertua di Kota Padang. Berdiri pada tanggal 23 Agustus 1915 oleh DR H Abdullah Ahmad, ulama dan tokoh pembaharuan pendidikan Islam Minangkabau. Sebagai lembaga pendidikan tertua di kota Padang, lembaga ini menjadi kebanggaan satu generasi diatas kami, para paman dan tante kami. Ternyata diantara kami, memiliki banyak kesamaan dalam proses menuju perantauan. Walaupun aku berpindah-pindah sekolah sebelumnya, Aku tidak menamatkan SD di Adabiah itu. Rudi – setelah tamat SD pindah ke Purwokerto. Ria pindah ke Bandung setelah ia naik ke kelas 2 SMP Adabiah. Indra pindah pula ke Jakarta. Setelah kelas II SMA .

Kami berbagi cerita tentang anak. Ria – teman sebangku dan menjadi obsesi untuk selalu bejumpa dengannya – sudah punya seorang cucu. Rudi dan Esy – anaknya telah menjadi dokter. Indra dan aku – telah menelurkan seorang engineer. Nah .. bagaimanakah kedepan persahabatan kami itu. Aku mengingatkan pada shobat klene jadoel ini, bahwa euphoria masa kecil sungguh menakjubkan. Akan tetapi kami tetaplah sebagai kepompong yang akan menjadi kumbang dan kupu-kupu. Kami punya tugas dan tanggung jawab dikeluarga masing-masing.

Banyak sekali yang ingin diceritakan, namun ada hal yang menyebabkan aku terlongo-longo, ketika Indra – temanku yang mantiek itu – bercerita seputar manusia zaman sekarang. Aku menyimpulkan ceritanya itu, seperti insert investigasi atau cerita ala infotainment. Indra berkata serius, bahwa seorang pria jangan coba-coba kamu berlaku tidak jujur pada isterimu !!. Lebih baik jujur…!! Walau sakiiiit… “Haaahh.. apa pula maksud kawanku ini.., Bathinku berkata. Apa maksudmu Indra.? kata kami. “Itu lho…, para lelaki yang suka mengelabui isteri nya dengan cara berpura-pura manis dan berpura-pura memanjakan sang isteri sementara itu ia punya WIL.

“ Ondeh In… kama pulo carito awak ko.. , kata kami. Aku tidak menyangka bahwa seorang Indra Iswari – zaman dulu – adalah anak yang benar-benar sangat pendiam, telah berubah menjadi wanita masa kini. Itu lho… seperti penampilan wanita yang AN TEVE pada acara Empat lawan Satu. Kebetulan yang menjadi obyek kali ini adalah si Rudi ini. Rudi bukan orang minang. Entah peduli atau tidak dengan per – minangan – yang jelas ketika ia bertemu dengan padusi-padusi minang, ia lebih banyak mendengar saja ciloteh padusi-padusi minang itu.

Baginya, dimasa bersekolah di Ranah Minang, Ia dulu – hanyalah seorang anak laki-laki yang gemar bermain kasti dihalaman sekolahnya. Sekarang apakah yang dimaksud Indra ? Rudi kah yang dimaksud Indra ?, ketika ia berkata tegas; “ Lebih baik kamu jujur pada isteri – walau isterimu sakit mendengarnya. Mengetahui dirinya dikroyok ramai-ramai – Si Rudi ini tidak dapat berkutik. Dia menyatakan bahwa tidak ada yang perlu dikawatirkan tentang dirinya. Ia tidak akan melakukan apa yang dikawatirkan oleh kami – para teman-temanya. Ia berjanji bila ada pertemuan lagi – ia akan membawa isterinya yang berprofesi seorang dokter gigi.

Apa yang bisa kujadikan hikmah dari pertemuan itu ?. Aku kembali merenung, bahwa diantara kesuksesan seseorang ada lika – lika kehidupan. Berupayalah tidak hanya menjadi manusia yang sukses, tetapi juga menjadi manusia yang bernilai. Walau Indra banyak bercerita – dan seakan memimpin pertemuan ini. Apalagi dengan bergaya ba’ artis “ SOPHIA LOREN” – sesungguhnya ia adalah wanita yang pernah menderita penyakit yang menakutkan semua orang. Ia tegar – ketika ia berjuang melawan kanker Nasofaring Stadium II B. Rambutnya rontok, Lidah dan tenggorokannya kering akibat kemoterapi sebanyak 38 kali. Aku tak bisa membayangkan rongga mulutnya dikemo – terbakar hingga terjadi luka. Giginya hancur karena keropos. Daya kunyah tak ada lagi. Sementara tubuhnya harus tetap mengkonsumsi makan empat sehat lima sempurna. Pita suaranya pernah rusak dan air liurnya tidak berproduksi lagi. Sementara itu – sobat klene jadul ku ini berupaya tetap menjalani kehidupan seperti manusia normal lainnya.

Ia menjalani pengobatan sejak tahun 1998 hingga 1999. Berkat ketekunan dan dukungan keluarga – Ia dinyatakan sembuh total. Namun lima tahun kemudian pada tahun 2004, dokter mencurigai bahwa dirinya menderita kanker lagi. Akhirnya dia melakukan pengobatan ke RS kanker di Singapore. Dokter di Singapore menyatakan bahwa ia adalah seorang Lucky woman. Mengapa ? Karena, biasa penyakit ini akan datang kembali dalam jangka dua tahun saja dan kemudian telah menyebar ketempat lain. Apa yang kuketahui dari kisah penderitaan Indra – yang dibagikan secara tertulis, benar-benar menakutkan hati ini. Inilah sumber ketegarannya. Saat bertemu dengan kami sobat klene jadul ini – ia bahagia sekali. Ialah mensponsori pertemuan ini. Ia melakukan pembayaran dengan kartu-kartu gesek – seperti yang lazim dilakukan pada zaman sekarang.

“ Hidupku penuh dengan hutang lho…, katanya. Karena demi tugas-tugasnya sebagai financial analysis – ia selalu mem-back-up para pemilik-pemilik uang. Demi sebuah pelayanan – Dia adalah personal guaranty untuk urusan-urusan keuangan nasabahnya itu. Aku sudah tak bisa menangkap lagi ceramahnya Indra – tentang keuntungan menanamkan investasi pada suatu perusahaan asset management dibandingkan dengan membeli saham di pasar saham. Sepanjang aku ketahui adanya Krisis Kuangan Global – telah meluluh lantakkan pemilik-pemilik modal di negara kita pada khususnya dan dunia pada umumnya adalah akibat dari terpuruknya hargasaham-saham didunia. Akibatnya kemudian sedemikian banyak para pekerja yang kena PHK.

Didalam perjalanan hidup seseorang yang berawal satu langkah, tidak ada orang yang mampu merenda takdir menjadi sebuah hamparan yang indah tanpa campur tangan Kuasa Ilahi. Indra pernah bejuang antara hidup dan mati demi membebaskan diri dari jeratan penyakit kanker. Akupun pernah pula menderita penyakit yang mengakibatkan cacat seumur hidup. Hanya karena “ ulah “ para dokter yang tidak jelas dalam mendiagnosa suatu penyakit. Untunglah aku masih merasa ber- bila disbanding dengan shobat klene jadoelku yang satu ini.

Aku teringat akan satu ayat terakhir dari Surah Al- Baqarah ( ayat 286) yang sering aku baca didalam doa harian, atas penderitaan Indra dan diriku yang artinya adalah : 286 :

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahala dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa) : “ Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami, Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.

Sebenyarnya banyak yang akan kuceritakan diantara pertemuan kami selam 4 jam di Pondok Indah Mall itu. Keharuan – kelucuan – kebanggaan dan kesedihan diantara kami. Rasanya perbincangan selama 4 jam itu singkat sekali. Namun kami harus tahu diri, bahwa pertemuan awal ini harus diakhiri. Kami harus menempatkan diri pada status kami masing-masing – sebagai ibu – sebagai isteri – yang harus pulang kerumah masing-masing.

Ketika kami berpisah, Ria berkata : Kapan lagi kita bertemu Puti…?? Aku menjawab saling menyambut salam untuk berpisah : “ Kita lihat ya Ria.. mungkin tiga bulan mendatang kita berjumpa lagi…. Setelah itu kami cipika cipiki dan mengucapkan salam dan bermaaf-maafan.

Jakarta, 6 Maret 2009

Satu Tanggapan to “Ketika 40 tahun berlalu….“ Sobat Klene jadul””

  1. Membaca tulisan diatas saya jadi ingat pertemuan saya dengan teman2 kelas I SD dulu di SD Yos Sudarso Padang angkatan th.65, indah sekaligus tak percaya kalau bisa ketemu lagi. Yang lebih membuat saya harus menyebut Allahu Akbar adalah setelah membaca nama Asmardenaisy, ibu yang satu ini juga pernah satu kelas dengan saya di SMF Prayoga Padang, tak berkelebihan kalau saya katakan bahwa ibu yang satu ini dulu adalah teman sekelas yang baik, rajin, pintar dan mudah bergaul. Mendengar kisah ini saya jadi terharu semoga “klene kelen jadul” ini nanti mampu mempersiapkan generasi yang jauh lebih dari generasi kita yang dulu. Salam utk anda semua, terutama utk Ibu Esy, masih ingat si “Ceng” si anak bandel di SMF dulu, terima kasih, wassalamualaikum Wr Wb.

Tinggalkan komentar